JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan bahwa penyelidikan terhadap dugaan tindak pidana korupsi, khususnya penggelembungan anggaran (mark up), dalam proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) terus berjalan. KPK menyatakan membuka peluang untuk memanggil mantan calon wakil presiden 2024, Mahfud MD, untuk dimintai keterangan.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyampaikan bahwa pemanggilan Mahfud akan disesuaikan dengan kebutuhan proses penyelidikan yang telah dimulai sejak awal tahun 2025.
"KPK membuka ruang bagi siapa pun, termasuk Mahfud MD, untuk menyerahkan informasi atau data tambahan yang relevan dengan penyelidikan dugaan penggelembungan anggaran proyek tersebut," ujar Budi Prasetyo, Sabtu (1/11/2025).
Sorotan Mahfud MD dan Selisih Biaya Proyek
KPK merespons pernyataan Mahfud MD sebelumnya yang menyoroti dugaan mark up melalui kanal resminya. Mahfud mengungkap adanya perbedaan mencolok dalam perhitungan biaya proyek:
Perhitungan Versi Indonesia: Sekitar $52 juta AS per kilometer.
Perhitungan Versi China: Hanya berkisar $17 juta hingga $18 juta AS per kilometer.
Selisih biaya yang mencapai hampir tiga kali lipat ini, menurut Mahfud, menimbulkan pertanyaan besar. Mahfud sebelumnya menegaskan bahwa KPK tidak perlu menunggu laporan resmi darinya, tetapi cukup memanggilnya untuk memberikan keterangan.
Mahfud juga sempat menilai bahwa KPK terkesan ragu dalam mengusut dugaan penyimpangan dana dalam proyek Whoosh, padahal dugaan mark up yang mencolok seharusnya menjadi alasan kuat bagi KPK untuk bertindak tegas tanpa menunggu laporan.
KPK mengimbau masyarakat yang memiliki informasi atau data tambahan terkait penyelidikan ini agar menyampaikannya melalui kanal resmi KPK, seperti email pengaduan@kpk.go.id atau Whistleblower System.

Post a Comment