Aman dan efektifkah penyemprotan desinfektan untuk membasmi virus Corona

UNDERCOVER - Bencana berupa terinfeksi nya Coronavirus Disease menjadi kabar hangat di semua pemberitaan, baik nasional maupun lokal. Pandemi yang terus terjadi saat ini belum diketahui kapan akan berakhir didukung dengan angka terinfeksi serta korban meninggal dunia yang kini terus bertambah, dan saat ini masyarakat luas hanya bisa melawan dan bertahan dengan memutus rantai penyebaran.





Upaya semua sudah dilakukan baik dengan memperketat Prokes seperti 5M, Vaksinasi hingga penyemprotan disinfektan. Namun apakah upaya tersebut sudah cukup, seperti penyemprotan desinfektan yang dilakukan ke jalan, ruangan dan rumah yang menjadi pertanyaan, apa hal tersebut akan membantu menekan virus corona yang ada maupun patogen lainnya atau besar resiko mengganggu kesehatan.

Dilansir dari laman merdeka.co.id, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penyemprotan disinfektan, secara khusus adalah yang dilakukan dengan metode pengasapan di ruang terbuka seperti jalan atau area publik lainnya tidak direkomendasikan untuk membunuh virus corona jenis baru maupun patogen lainnya.

Dalam panduan sementara WHO berjudul 'Pembersihan dan desinfeksi permukaan lingkungan dalam konteks Covid-19' penyemprotan disinfektan di permukaan berpori seperti trotoar dan jalan-jalan, baik beraspal maupun tidak akan menjadi kurang efektif.

Bahkan, WHO mengatakan tanpa adanya bahan organik, penyemprotan kimia tidak mungkin cukup untuk menutupi semua permukaan selama durasi waktu kontak yang diperlukan untuk menonaktifkan patogen.

WHO juga memperingatkan penyemprotan disinfektan, termasuk yang dilakukan di luar ruangan sekalipun dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Dampak yang mungkin ditimbulkan seperti iritasi mata, mengganggu pernapasan hingga menyebabkan mual hingga muntah bagi yang terkena.

Ketua umum PP Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) dan Komite Ahli PMKL Kemenkes RI, Prof Arif Sumantri, SKM M.Kes mengatakan masyarakat perlu paham dulu apa itu disinfektan.

"Desinfektan merupakan proses dekontaminasi yang menghilangkan atau membunuh segala hal terkait mikroorganisme (baik virus dan bakteri) pada objek permukaan benda mati. Ini yang membedakan desinfeksi dengan antiseptik. Kalau antiseptik, membunuh atau menghambat mikroorganisme pada jaringan hidup," kata Arif

Lagipula, kata dia, disinfeksi ini bukanlah segalanya. Prosesnya mungkin selesai dalam satu jam. Tapi residunya bisa menimbulkan dampak lain. "Sebab sumber penyakit kita tidak pernah tahu. Jangan-jangan masalahnya ada pada kita yang sehat atau sakit, atau pura-pura sehat ternyata di dalam tubuh ada agen penyakit yang bisa menularkan penyakit," sambung Arif.

Terkonfirmasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana, melalui pesan WhatsApp yang mengatakan penyemprotan ruangan bukan menjadi masalah, tentu penyemprotan ruangan harus dalam keadaan kosong/tidak ada orang.

Berbeda dengan penderita Covid, penyemprotan harus tetap dilakukan untuk menghindari penularan dari terinfeksi. Tentu hal ini menjadi pertanyaan, bisa menjamin tidaknya penyebaran di orang terdekat bisa dihindari.

Arif menuturkan hal yang paling penting dalam mencegah penularan virus maupun bakteri adalah tren hidup bersih dan sehat, menjaga rumah tetap bersih, menjaga kesehatan mental serta cuci tangan air bersih mengalir menggunakan sabun antiseptik.




Wan Ajo dan Wahyoedi Melaporkan

Post a Comment

Previous Post Next Post