BANDAR LAMPUNG, 24 Desember 2025 – Pemerintah Provinsi Lampung secara resmi mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk tidak menyalakan petasan, kembang api, maupun benda sejenisnya selama perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Langkah ini diambil bukan tanpa alasan. Imbauan tersebut merupakan bentuk empati dan solidaritas sosial bagi saudara-saudara di wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh yang saat ini tengah berduka akibat bencana banjir bandang serta tanah longsor yang dahsyat.
Solidaritas di Tengah Duka Nasional
Bencana yang melanda wilayah utara dan barat Pulau Sumatera tersebut dilaporkan telah menelan lebih dari seribu korban jiwa serta mengakibatkan kerusakan pada sedikitnya 158.088 rumah warga.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Provinsi Lampung, Zulkarnain, menjelaskan bahwa Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal akan segera menerbitkan Surat Edaran (SE) resmi terkait larangan ini.
"Pak Gubernur akan membuat Surat Edaran kepada para Bupati, Wali Kota, dan seluruh perangkat daerah. Intinya adalah mengimbau agar tidak ada kembang api atau petasan. Kita berempati dengan saudara-saudara kita yang saat ini sedang berduka," ujar Zulkarnain usai Rapat Koordinasi Pengamanan Nataru, Selasa (23/12/2025).
Ketentuan Penyelenggaraan Hiburan
Mengenai penyelenggaraan acara hiburan seperti konser musik pada malam pergantian tahun, Pemerintah Provinsi Lampung memberikan catatan sebagai berikut:
Belum Ada Pembatasan: Hingga saat ini, belum ada kebijakan resmi mengenai pembatalan atau pembatasan konser musik.
Koordinasi Lintas Sektoral: Pemerintah daerah masih menunggu hasil koordinasi lanjutan dengan pihak Kepolisian (Polri) serta arahan teknis dari kementerian terkait.
Fokus Pengamanan: Kebijakan pengamanan akan segera difinalisasi dalam waktu dekat untuk memastikan perayaan tetap kondusif namun penuh rasa hormat terhadap situasi nasional.
Ajakan Perayaan yang Lebih Bermakna
Melalui imbauan ini, Pemprov Lampung mengajak masyarakat untuk mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan yang lebih kontemplatif dan bermanfaat. Mengingat cuaca ekstrem dan bencana yang melanda wilayah tetangga, suasana yang tenang dan penuh doa dinilai lebih tepat dibandingkan kemeriahan yang berlebihan.
Post a Comment