KEDIRI, 26 Desember 2025 – Dinamika internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akhirnya mencapai titik terang. Melalui mediasi para kiai sepuh dan Masyayikh, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) resmi menyatakan islah (berdamai) dalam pertemuan yang berlangsung di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Kamis (25/12/2025).
Pertemuan ini menjadi penanda berakhirnya sengketa kepemimpinan yang sempat memanas selama beberapa bulan terakhir. Kedua pucuk pimpinan tertinggi NU tersebut sepakat untuk membawa solusi dualisme ini ke forum tertinggi organisasi, yakni Muktamar.
Muktamar Bersama Sebagai Jalan Keluar
Dalam suasana penuh kekeluargaan (ukhuwah nahdliyah), kedua belah pihak menyepakati penyelenggaraan Muktamar ke-35 Nahdlatul Ulama yang akan dikelola secara bersama-sama melalui Panitia Bersama.
“Alhamdulillah, hari ini kita menjadi saksi peristiwa yang menyejukkan. Islah telah tercapai. Kami bersama Rais Aam menyepakati bahwa solusi terbaik bagi jam’iyah adalah melalui Muktamar bersama yang legitimate,” ujar Gus Yahya dalam keterangannya.
Peran Vital Kiai Sepuh dan Mustasyar
Keberhasilan islah ini tidak terlepas dari peran strategis para Mustasyar dan sesepuh NU. Pertemuan di Lirboyo turut dihadiri oleh tokoh-tokoh sentral, di antaranya:
KH Ma’ruf Amin (Mustasyar PBNU/Wapres RI 2019-2024).
KH Anwar Manshur (Pengasuh Ponpes Lirboyo).
KH Nurul Huda Djazuli (Pengasuh Ponpes Ploso).
Serta jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU lainnya.
Ketua PBNU, Gus Ulil Abshar Abdalla, menjelaskan bahwa musyawarah ini merupakan puncak dari serangkaian inisiatif ulama yang sebelumnya telah digelar di Ponpes Al-Falah Ploso dan Ponpes Tebuireng Jombang.
Poin-Poin Kesepakatan Lirboyo
Berdasarkan Rapat Konsultasi Syuriyah dan Mustasyar, forum secara mufakat memutuskan:
Kepemimpinan Tetap: PBNU tetap berjalan di bawah KH Miftachul Akhyar (Rais Aam) dan KH Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum) hingga pelaksanaan Muktamar.
Penyelenggaraan Muktamar: Muktamar ke-35 akan digelar dalam waktu secepat-cepatnya.
Keterlibatan Kolektif: Penentuan waktu, tempat, dan kepanitiaan Muktamar akan melibatkan Mustasyar, sesepuh, serta para pengasuh pesantren besar secara aktif.
Menuju Muktamar yang Bermartabat
Langkah selanjutnya adalah pembentukan Panitia Bersama yang akan mengawal transisi kepemimpinan ini. Islah ini diharapkan dapat mengembalikan stabilitas di tingkat wilayah (PWNU) dan cabang (PCNU) di seluruh Indonesia, serta memastikan transisi kepemimpinan NU berjalan secara damai dan bermartabat.

Post a Comment