SUMEDANG, 20 Desember 2025 – Dinding dingin Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sumedang seketika berubah menjadi hangat dan penuh haru pada Sabtu pagi. Dalam rangka menyambut Hari Ibu, pihak Lapas menggelar layanan kunjungan khusus bertajuk Family Day yang memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk bersimpuh di kaki ibu mereka.
Momen ini menjadi puncak emosional ketika para warga binaan membasuh dan mencium kaki ibu mereka secara langsung—sebuah simbol kerendahan hati, pengakuan dosa, sekaligus permohonan maaf atas luka yang pernah ditorehkan.
Simbol Pengabdian di Balik Jeruji
Suasana haru menyelimuti area kunjungan saat prosesi dimulai. Dengan tangan yang bergetar, para warga binaan memegang kaki ibu mereka, membasuhnya dengan air, dan menciumnya erat. Isak tangis tak terbendung, baik dari para anak yang mengenakan seragam binaan maupun para ibu yang rambutnya mulai memutih.
“Saya tahu saya banyak salah, tapi hari ini ibu memaafkan saya tanpa berkata apa pun. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa saya menyesal dan berjanji untuk berubah,” ungkap R, salah satu warga binaan dengan mata berkaca-kaca.
Bagian dari Pembinaan Moral
Kalapas Kelas IIB Sumedang, Agung Hascahyo, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan bagian integral dari proses pembinaan kepribadian dan moral.
“Hari Ibu adalah kesempatan untuk membangun kembali ikatan kasih yang mungkin sempat retak. Kami yakin bahwa sentuhan kasih sayang dan cinta tanpa syarat dari seorang ibu adalah katalisator terkuat bagi perubahan diri warga binaan ke arah yang lebih baik,” ujar Agung.
Melalui layanan Family Day, pihak Lapas memberikan ruang bagi warga binaan untuk merasakan atmosfer kekeluargaan yang bermakna. Hal ini bertujuan agar saat bebas nanti, mereka memiliki motivasi kuat untuk kembali ke tengah masyarakat sebagai pribadi yang baru dan berbakti.
Kasih Ibu yang Tak Lekang oleh Keadaan
Para ibu yang hadir tampak memberikan pelukan hangat dan usapan lembut di kepala anak-anak mereka. Kehadiran mereka di Lapas menjadi bukti nyata bahwa bagi seorang ibu, kesalahan masa lalu anaknya tidak akan pernah memutus tali kasih sayang.
Kegiatan ini menutup rangkaian peringatan Hari Ibu dengan pesan mendalam: bahwa pemasyarakatan bukan hanya tentang menjalani hukuman, tetapi juga tentang rekonsiliasi hati dan pemulihan kemanusiaan yang dimulai dari restu seorang ibu.

Post a Comment