Warga Way Haru Masih Hidup Dalam Gelap, Akses Jalan dan Listrik Tak Kunjung Datang

 


Pesisir Barat, 16 Oktober 2025 — Lebih dari sepuluh ribu jiwa yang tinggal di wilayah Way Haru, Kecamatan Bangkunat, Kabupaten Pesisir Barat, hingga kini masih hidup dalam keterisolasian. Tidak adanya akses jalan yang layak dan belum tersambungnya aliran listrik membuat potret kehidupan warga di kawasan ini seperti Indonesia sebelum menikmati manisnya kemerdekaan.


Empat pekon di wilayah Way Haru seakan menjadi titik yang terlupakan dari peta pembangunan. Untuk mencapai daerah ini, warga harus menempuh perjalanan sejauh 16 kilometer melewati jalan tanah liat, medan terjal, lima muara sungai, hingga laut yang ganas. Saat musim hujan, perjalanan ekstrem ini bahkan bisa memakan waktu hingga enam jam.


Kendaraan standar pun tak lagi bisa digunakan. Satu-satunya pilihan hanyalah gerobak sapi dan motor modifikasi yang menjadi alat transportasi utama untuk membawa barang maupun hasil pertanian.


Menurut Rudiansyah, aparatur Pekon Way Haru, sejak pembukaan badan jalan pada tahun 2018, tidak ada kelanjutan pembangunan hingga saat ini. Akibatnya, harga kebutuhan pokok menjadi sangat mahal.


“Harga gas elpiji bisa mencapai Rp75 ribu per kilogram saat musim hujan. Bahkan untuk satu buah kelapa yang dijual Rp4 ribu, ongkos angkutnya bisa lebih dari setengah harga jualnya,” ungkap Rudiansyah.


Kondisi warga semakin memprihatinkan karena hingga kini belum ada jaringan listrik yang masuk ke wilayah tersebut. Warga hidup dalam gelap, tanpa penerangan, di tengah keterbatasan yang seolah tak berujung.


Sementara itu, Ketut Arte, warga Way Haru yang telah tinggal lebih dari 20 tahun, mengaku belum pernah merasakan fasilitas infrastruktur yang layak.


“Tinggal di sini sangat sulit. Untuk bertahan saja sudah susah, apalagi untuk hidup sejahtera. Tapi kami tidak punya pilihan lain, hanya bisa berharap ada perhatian dari pemerintah,” ujarnya dengan nada penuh harap.


Warga Way Haru kini menanti perhatian nyata dari pemerintah agar bisa merasakan kehidupan yang layak seperti masyarakat lain di penjuru negeri. (*)

Post a Comment

Previous Post Next Post