LAMPUNG BARAT – Memperingati peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI), bangsa Indonesia kembali mengenang jasa dan pengorbanan tujuh perwira TNI Angkatan Darat yang gugur secara keji. Peristiwa kelam yang terjadi malam itu merupakan upaya pengkhianatan terhadap ideologi negara dan keutuhan NKRI.
Ketujuh perwira tersebut diculik, disiksa, dan dibunuh oleh pasukan PKI, dan jenazah mereka ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada 3 Oktober 1965. Untuk menghormati kesetiaan mereka pada Pancasila, pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Revolusi.
Profil Singkat 7 Pahlawan Revolusi
Ketujuh perwira tersebut dikenang atas integritas dan ketegasan mereka dalam menolak komunisme:
Jenderal Ahmad Yani: Menteri/Panglima Angkatan Darat yang dikenal tegas menolak komunisme. Gugur setelah ditembak di rumahnya saat hendak diculik.
Letjen Suprapto: Wakil Menteri/Panglima Angkatan Darat. Dikenal rendah hati dan berdedikasi penuh. Diculik dari rumahnya dan dibunuh di Lubang Buaya.
Letjen M.T. Haryono: Diplomat militer yang cerdas dan fasih berbahasa asing. Ditembak mati di rumahnya karena berusaha melawan saat penculikan.
Letjen S. Parman: Ahli intelijen dan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat. Pengetahuannya tentang gerakan bawah tanah PKI menjadikannya target utama. Disiksa hingga gugur di Lubang Buaya.
Mayjen D.I. Panjaitan: Pangdam I/Bukit Barisan yang religius dan dekat dengan rakyat. Ditembak mati di rumahnya saat berusaha mempertahankan diri.
Mayjen Sutoyo Siswomiharjo: Perwira Korps Polisi Militer yang santun dan berintegritas. Diculik dari rumahnya dan dibunuh secara sadis di Lubang Buaya.
Kapten Pierre Tendean: Ajudan Jenderal A.H. Nasution yang berusia 26 tahun. Sempat disangka Nasution saat penyerangan, lalu ditangkap, disiksa, dan ditembak mati.
Makna dan Warisan Pengorbanan
Jenazah para pahlawan ini dimakamkan secara kenegaraan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 5 Oktober 1965.
Pengorbanan tujuh perwira ini menjadi simbol abadi perjuangan melawan pengkhianatan ideologi. Mereka adalah pengingat bahwa persatuan bangsa dan ideologi Pancasila adalah taruhan tertinggi yang harus dijaga oleh setiap warga negara, bahkan dengan nyawa sekalipun.
Post a Comment