RTAR: Lebih dari sekadar jadwal tahunan, ini adalah wadah strategis untuk dialektika kader dalam merumuskan arah gerakan dan kepemimpinan organisasi.



Oleh: Ruhan Amrina (kader PMII Rayon FISIP UNILA)

Dalam waktu dekat ini tepatnya tanggal 24-25 Mei 2025 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Negeri Lampung (UNILA) akan melaksanakan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) yang ke-XXXIX (39). Kegiatan tersebut rencananya akan digelar di PW GP Ansor, Bandar Lampung

Musyawarah tertinggi di level Rayon ini adalah salah satu tahap krusial dalam siklus organisasi PMII. RTAR bukan hanya sebuah kegiatan tahunan, tetapi juga merupakan forum strategis yang memiliki nilai historis, ideologis, dan politis bagi para kader PMII di level dasar. Dalam situasi ini, RTAR sesungguhnya harus menjadi wadah untuk dialektika dan dinamika kader yang memungkinkan berlangsungnya proses refleksi, evaluasi, dan proyeksi pokok rekomendasi arah gerak organisasi di masa mendatang.

Bagi sejumlah kader, RTAR mungkin dianggap sebagai agenda tahunan saja yang terdiri dari laporan pertanggungjawaban, rapat komisi, dan pemilihan ketua rayon. Namun, apabila dianalisis lebih mendalam, forum ini merupakan representasi kecil dari penerapan demokrasi kader yang sebetulnya. Di dalam RTAR, kader tidak hanya diajarkan untuk mengorganisir kegiatan, tetapi juga diuji seberapa jauh mereka dapat menyerap, mengolah, dan menyalurkan ide-ide yang sesuai dengan kebutuhan organisasi baik secara internal maupun eksternal.

RTAR sendiri adalah pusat akumulasi dari beragam dinamika yang muncul dalam satu tahun kepengurusan. Di forum ini, semua hal yang berhubungan dengan administrasi dan strategi dibahas secara transparan dan demokratis. Hal ini menjadi krusial karena dalam organisasi yang mengedepankan nilai-nilai kritis seperti PMII, forum ini harus dapat mencerminkan kesadaran kolektif kader mengenai situasi internal serta tantangan eksternal organisasi.

Forum RTAR merupakan wadah bagi bertemunya berbagai ide dan gagasan dari para kader. Di dalamnya, perbedaan pendapat tidak perlu dihindari, melainkan harus dimaknai sebagai tanda kedewasaan berpikir dan kematangan dalam berorganisasi. Proses dialektika yang berlangsung di RTAR bukan hanya sekadar perdebatan tanpa makna, tetapi kemudian menjadi kesempatan bagi para kader untuk mengajukan dan mengemukakan pendapat mereka mengenai arah pergerakan, format kaderisasi, serta strategi pengembangan keilmuan. Ini adalah kesempatan berharga bagi kader untuk berkontribusi dalam menentukan arah perkembangan organisasi kedepan.

Memilih Pemimpin: Sebagai Proses Politik Pengkaderan

Salah satu aspek yang paling penting dalam RTAR adalah prosedur pemilihan ketua rayon yang baru. Di sinilah mutu kader sebenarnya diuji. Tidak hanya dalam hal retorika, tetapi juga dari segi kapasitas, loyalitas, militansi dan keterampilan manajerial. Proses ini tidak hanya sekadar kompetisi untuk mendapatkan posisi, melainkan juga merupakan arena perjuangan guna memastikan bahwa pemimpin organisasi di masa mendatang adalah kader yang memiliki kemampuan untuk membawa perubahan yang lebih baik.

Proses pemilihan pemimpin harus berlandaskan pada prinsip objektivitas, akuntabilitas, dan rekam jejak. Pemimpin yang tangguh perlu memiliki visi yang visioner, pengalaman yang memadai, dan berdedikasi pada nilai-nilai pergerakan. Selain itu, juga mustilah menunjukkan kesetian juga siap berkorban demi kepentingan organisasi. Dalam forum tertinggi ini, tentu saja seluruh kader diberikan kesempatan untuk menilai, mengkritik, dan bahkan menolak calon pemimpin yang dianggap tidak pantas. Ini adalah wujud dari kedaulatan anggota sebagai unsur utama dalam organisasi. Oleh karena itu, sangat krusial bagi semua kader untuk tidak bersikap acuh tak acuh dalam mengambil keputusan.

Lebih dari pada itu, forum RTAR harus dapat menjadi momen strategis yang perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh semua anggota dan kader. Di dalamnya, terdapat proses dialektika yang menunjukkan kematangan berorganisasi, refleksi yang mencerminkan kedewasaan berpikir, serta pemilihan pemimpin yang menggambarkan kualitas kaderisasi.

Sebagai anggota PMII, kita sudah seharusnya memahami bahwa RTAR adalah forum pembelajaran baik secara intelektual maupun spiritual. Arena ini merupakan pertempuran ide dan nilai. Oleh karena itu, mari kita sukseskan perhelatan ini, mari kita pelihara marwah forum ini, kita optimalisasikan setiap tahapannya, dan kita jadikan sebagai langkah kontinuitas Rayon FISIP UNILA agar kemudian dapat terus maju, inklusif, dan peka terhadap dinamika perkembangan sosial.

Post a Comment

Previous Post Next Post