Dampak Monsun Asia, BMKG: Mayoritas Daerah Potensi Hujan Lebat Angin Kencang, dan Petir Termasuk Lampung

JAKARTA  - Berbagai daerah diprediksi berpotensi mengalami hujan lebat, hari ini, Senin (29/1/2024). Prakiraan cuaca ini diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).



Potensi hujan lebat dan angin kencang di Banten dan beberapa daerah lainnya terjadi akibat dampak Monsun Asia dan Madden Julian Oscillation (MJO). BMKG menyebut potensi hujan lebat diprediski terjadi dengan kecepatan 50 milimeter per hari.

Selain itu, angin kencang dengan kecapatan 45 kilometer per hari juga akan menerjang mayoritas daerah termasuk Lampung. Berdasarkan lama resmi BMKG sejumlah daerah yang harus mewaspadai potensi hujan lebat yakni, Banten, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung.

Selain itu, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua juga berpotensi terjadi hujan lebat.

Tak hanya hujan lebat, sejumlah daerah ini bahkan juga disertai angin kencang seperti, Aceh, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Maluku. Sementara, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta tak hanya hujan lebat disertai angin kencang, namun juga disertai kilat atau petir.

Angin kencang juga akan menimpa Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, cuaca ekstrem masih mengancam sebagian besar wilayah Indonesia hingga Februari mendatang. Karenanya, dia meminta masyarakat harus waspada dan siap-siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi

Kata Dwikorita, terdapat beberapa penyebab terjadinya cuaca ekstrem ini. Antara lain, Monsun Asia yang cukup signifikan serta adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria dan di Samudra Hindia barat Sumatera.

Selanjutnya, adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial. "Kondisi itu dapat meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia," ujar Dwikorita seperti dikutip dari laman Suara.com (jaringan Lampungpro.com).

Post a Comment

Previous Post Next Post