Dinsos Lampung Cari-Cari Alasan, Rumah Singgah Lewati Pembayaran

Ini kabar buruk buat Arinal Djunaidi. Semakin mendekati waktunya lengser dari kursi Gubernur Lampung, kian banyak terungkap buruk rupa kerja jajaran pemerintahannya.



Menyusul kabar dimangkrakkannya puluhan unit bus bantuan Kemenhub oleh Dishub Lampung satu tahun belakangan ini, kini muncul kabar tidak sedap lainnya.

Akibat Dinas Sosial mencari-cari alasan dengan meminta beberapa persyaratan tambahan, kini Rumah Singgah Lampung yang sejak 2016 menjadi tempat bagi rakyat Lampung kurang mampu yang tengah menjalani perawatan di Jakarta, telah melewati batas pembayaran sewanya.

Akibatnya, sedikitnya ada 18 pasien kurang mampu berasal dari 15 kabupaten dan kota di Lampung beserta keluarganya, bakal dikeluarkan paksa oleh pemilik rumah.

Sebagaimana diketahui, era Ridho Ficardo menjabat Gubernur Lampung, ia memfasilitasi warga Lampung yang kurang mampu namun harus menjalani perawatan di berbagai rumah sakit di Jakarta, dengan menyewa sebuah rumah di Jln. Baladewa No 10, RT/RW 06/05, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Tempat inilah yang dikenal dengan sebutan Rumah Singgah Lampung.

Menurut Firman, perantara pengelola Rumah Singgah Lampung, saat ini posisi mereka yang telah tujuh tahun belakang membantu warga Lampung dalam kesulitannya, sangat terjepit.

"Karena pemilik rumah sudah menyuruh kami pergi. Rumah Singgah Lampung ini sudah melewati batas sewa dan hingga kini belum dibayar juga," kata Firman, Jum'at (20/10/2023) malam, sebagaimana dikutip dari heloindonesia.com.

Mengapa bisa sampai belum membayar uang sewa yang habis masanya pada tanggal 15 September 2023? Firman menjelaskan, hal tersebut tidak lepas dari kebijakan Dinas Sosial Lampung yang meminta persyaratan tambahan.

"Aneh memang, dalam kondisi mendesak dengan belasan pasien tidak mampu asal Lampung yang terancam terusir, Dinas Sosial malah minta dilengkapi syarat terkait nilai kelayakan sewa dari kelurahan setempat," urai Firman, yang sejak berdirinya Rumah Singgah Lampung tujuh tahun silam, telah aktif di tempat ini.

Diakui, dalam kondisi terjepit semacam ini dan Dinas Sosial pimpinan Aswarodi justru menyoal kelengkapan administratif, kini semua warga Lampung yang ada di Rumah Singgah menjadi penuh dengan ketidaktenangan.

"Saya sudah berusaha dengan berbagai upaya melakukan pendekatan dengan pemilik rumah. Tapi kalau dari Dinas Sosial tidak ada kemauan untuk membayar uang sewanya, ya tamatlah riwayat Rumah Singgah Lampung dan otomatis belasan warga yang sedang berobat, harus keluar juga dari rumah ini," urai Firman dengan suara bergetar, penuh kesedihan.

Seperti diketahui, Rumah Singgah Lampung yang khusus diperuntukkan bagi warga asal Lampung yang kurang mampu dan mesti menjalani pengobatan di Ibukota tersebut, memiliki fasilitas yang relatif lengkap.

Selain gratis alias benar-benar tidak dikenai pungutan apapun, pasien dan keluarganya juga cukup nyaman tinggal di tempat ini selama menjalani proses pengobatan. Dengan delapan kamar dilengkapi 25 tempat tidur, terdapat pula ruang keluarga yang dilengkapi tempat tidur.

Pun tersedia dapur dengan peralatan masak yang relatif lengkap. Juga disediakan sembako, seperti beras, mie instan dan lain sebagainya.

Bagaimana tanggapan Dinas Sosial atas masalah ini? Sayangnya, Aswarodi sang kepala dinas belum bisa dihubungi. (sugi)

Post a Comment

Previous Post Next Post