Sekretaris PWNU Arianto: Prof. Karomani Minta Rp400 Juta



LAMPUNG,  -- Prof. Dr. Karomani, MSi meminta Rp400 juta kepada orangtua seorang calon mahasiswa jalur mandiri Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila). Mantan Rektor Unila itu membantah meminta uang atau infak.

Hal ini terungkap dari saksi Sekretaris PWNU Lampung Arianto Munawar di PN Tanjungkarang, Kamis (9/3/2023). Saksi yang dihadiri JPU KPK pada sidang yang dipimpin Hakim Ketua Lingga Setiawan kali ini, selain Arianto: Tamanuri, Dawan Raharjo, Supalkar, Asep Jamhur, dan Wayan Mustika.

Arianto Munawar mengaku bersama Hepi Asasih, perwira Polda Lampung, pernah menemui Karomani di rumahnya. Mereka merundingkan dana yang akan diberikan agar anak Hepi Hasasi yang konon keponakan Bupati Musa Ahmad dapat diterima lewat jalur mandiri.

"Musa Ahmad ini kan sahabat lamanya Karomani," kata Arianto. Pada pertemuan, Karomani minta Rp400 juta. Mereka minta kurang namun Karomani mengatakan tak bisa karena sudah termasuk Sumbangan Pembiayaan Institusi (SPI).

Karomani lalu meminta Arianto menghubungi Asep Sukohar, tapi tidak ketemu. "Setelah Mualimin menelepon pada 4 Juli 2021, saya langsung menelepon orangtua calon mahasiswa untuk datang ke rumah saya membawa uang Rp100 juta," kata Arianto.

Hepi Hasasi lalu membawa uang pecahan Rp100 ribuan dibungkus dengan amplop coklat untuk "infak" pembangunan Lampung Nahdliyin Center (LNC) milik Karomani di Jl. Soekarno Hatta, Rajabasa, Kota Bandarlampung.

Setelah uang diserahkan kepada Mualimin, "Karomani lalu menelepon saya dengan mengatakan sampaikan terima kasih atas infaknya dari Hepi Asasi," katanya.

Dalam sidang tersebut, Karomani membantah pertemuan dengan para saksi, apalagi dengan Hepi. "Pokoknya saya tegaskan tidak pernah bertemu walaupun berdua atau bertiga," tandasnya.

Termasuk, kata dia, tidak pernah meminta uang infak, apalagi sampai Rp100 juta. "Pembayaran SPI itu kan Langsung bukan dari saya," katanya. Karomani juga bilang tidak pernah memerintahkan Mualimin untuk mengambil uang kepada Arianto Munawar.

Post a Comment

Previous Post Next Post