Koperasi Betik Hati ‘Tega’ Tabungan Pensiunan Guru SD Dihambat?

Bandar Lampung - Pensiunan guru sekolah dasar (SD) negeri di Kota Bandar Lampung tahun 2020 menuntut pencairan tabungan pensiunan di Koperasi Betik Gawi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bandar Lampung. Karena tidak ada kejelasan, puluhan perwakilan pensiunan guru itu mengadu kepada pengacara Putri Maya Rumanti, Asisten Pribadi (Aspri) Hotman Paris Hutapea, di posko pengaduan hukum, Jalan Teuku Umar, Kedaton, Kamis 13 Oktober 2022.


Mereka menuntut, koperasi yang berada di bawah naungan Disdikbud Bandar Lampung itu, segera mencairkan tabungan pensiunan guru, rata rata satu pensiunan mencapi Rp20-Rp25 juta. Dalam setiap bulan, para pensiunan guru itu dipotong gajinya Rp175 ribu, dengan alasan tabungan di koperasi, yang diambil saat pensiun.


“Jadi etiap bulannya kami dipotong Rp175 ribu dari gaji saat masih bekerja untuk tabungan di koperasi Betik Gawi. Tapi saat pensiun tidak bisa diambil, alasannya tidak ada dana. Kami sudah sering ke Betik Gawi, tapi pengurusnya bilang kalau tidak ada dana,” kata salah satu perwakilan pensiunan guru Siti Nahoda.

Siti Nahoda, menyebutkan ketidak jelasan uang tabungan pensiun mereka itu sejak tahun 2020. “Selesaikan dulu urusan kami. Apalagi itu hasil potongan dari gaji kami hingga menjelang pensiun,” tegasnya.

Putri Maya Rumanti, Aspri Hotman Paris Hutapea, mengatakan untuk membatu para pensiunan itu, pihaknya akan mengumpulkan para pensiunan guru SD di Kota Bandar Lampung, yang bermasalah uang pensiunannya itu. “Kita akan data, berapa total kerugian yang dialami dan berapa kewajiban yang harus dibayar oleh Betik Gawi,” kata Putri.

Menurut Putri, dari keterangan para pensiunan guru menyetakan bahwa setiap bulannya mereka dipotong Rp175 ribu dari gaji saat masih bekerja. “Potongan Rp175 ribu itu untuk tabungan wajib dan tabungan pensiun. Jika ditotal, rata-rata tabungan
satu anggota koperasi guru itu sekitar Rp20 juta lebih,” katanya.

Para guru itu selama ini, Putri, hanya diminta bersabar. Karena itu, Putri meminta kepada Disdikbud Bandar Lampung yang menaungi Koperasi Betik Gawi, agar segera menyelesaikan persoalan tersebut.”Sebelum datang ke kami, ibu-ibu pensiun guru ini sudah lebih dahulu mendatangi koperasi betik gawi, dan jawabannya sama yaitu diminta sabar. Uang tabungan ibu-ibu itu hasil kerja mereka. Tapi sekarang uangnya tidak bisa diambil, jadi harus diselesaikan,’ katanya.

Jika tidak ada penyelesaian, kata Putri, maka pihaknya akan mendampingi para pensiunan guru untuk menempuh jalur hukum dan mengadukan permasalahan itu kepada pihak berwajib. “Kita tidak akan lama-lama, karena ibu-ibu ini sudah cukup sabar menunggu kejelasan uang mereka. Kita akan melayangkan somasi dahulu kepada pengurus koperasi. Agar dapat melakukan upaya hukum selanjutnya,” katanya.

Belum ada keterangan resmi dari pihak Koperasi Betik Hati. Wartawan yang mencoba melakukan konfirmasi ke Koperasi Betik hati, di Jalan Wolter Monginsidi, Bandar Lampung hanya bertemu karyawan koperasi. Sementara ketua Koperasinya sedang tidak ditempat. “Para pengurus tidak disini, Tidak ada pengurus disini. Kami hanya karyawan, dan kami tidak berhak untuk menyampaikan statmen atau berkomentar. Kami hanya karyawan,” salah seorang karyawan koperasi itu.

Post a Comment

Previous Post Next Post