Aset SDN 2 Kotanegara Masih Tak Jelas Keberadaannya.

Lampura Undercover - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Utara menyatakan, mantan Kepala SDN 2 Kotanegara, Sungkai Utara belum mengembalikan separuh perangkat tablet yang dibeli menggunakan BOS Afirmasi 2019. Dari 33 perangkat tablet, 17 di antaranya tidak jelas keberadaannya.



"Belum semua aset yang dibeli dengan BOS Afirmasi diserahkan oleh Lisma mantan Kepala SDN 2 Kotanegara," ucap Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter ‎Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Utara, Merlyn Sofia, Senin (28/3/2022) sekitar pukul 17.15 WIB.

Menurut Merlyn, ‎berbagai aset sekolah yang telah diserahkan itu ialah satu unit komputer, satu unit laptop, satu unit proyektor, dan 16 perangkat tablet dari 33 unit yang dibeli. Adapun ke-17 perangkat tablet lainnya masih belum dapat dihadirkan oleh yang bersangkutan.

"Jadi, masih ada 17 perangkat tablet yang belum diserahkan ke sekolah," tegas dia.

Menyikapi hal ini, ia telah mengultimatum yang bersangkutan agar dapat segera menyerahkannya dalam tempo sebulan. Yang bersangkutan juga telah menyetujui hal tersebut. 'Kesepakatan' ini dituangkan dalam surat pernyataan. Jika masih saja tak mampu memenuhi hal itu maka pihaknya akan melimpahkan persoalan ini pada pihak Inspektorat.

"‎Untuk detil berapa harga tiap perangkat tablet yang dibeli, saya tidak begitu mengingatnya karena datanya ada di kantor," jelasnya.

Pada pekan sebelumnya, Lisma Nuryati ketika dihubungi membantah jika barang - barang hasil pembelian dari BOS Afirmasi itu tidak jelas keberadaannya. ‎Bahkan, ia mengklaim seluruh barang atau aset sekolah yang bersumber dari dana itu telah diserahkannya ke SDN 2 Kotanegara. Penyerahan itu disaksikan oleh dua pejabat Disdikbud (Mas'ud dan Merlyn Sofia).

"Sudah semua pak. Sudah dikembalikan kemarin. Disaksikan oleh pak Kabid dan bu Merlin," kata dia.

Ia mengatakan, BOS Afirmasi yang diterimanya dipergunakan untuk membeli puluhan unit tablet, satu unit komp‎uter, laptop, proyektor, dan pemasangan jaringan Wifi. Barang itu dibelinya dari toko penyedia barang.

‎"Kami membelinya melalui Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah). Ada tokonya gitu," terangnya.(Edipalay)

Post a Comment

Previous Post Next Post