Pelatihan Dibutuhkan Bagi Petani Milenial Guna Menjawab Tantangan Pertanian Modern


 

Bandarlampung, UNDERCOVER – Harapan Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana disampaikan, bahwa teknologi harus dikuasai oleh petani milenial agar hasil pertanian dapat ditingkatkan lagi.

 

“Petani milenial atau anak mudah harus paham teknologi, agar tanaman atau lahan pertanian yang dihasilkan bisa bersaing dengan yang ada saat ini,” kata Eva Dwiana di Bandarlampung, Jumat (19/3).

 

Dia mengatakan, dengan petani saat ini harus paham teknologi, sehingga bisa bersaingan dengan negara lain. Serta bisa memanfaatkan teknologi pertanian dan membantu petani tradisional untuk lebih optimal dalam produktifitas hasil pertanian di Bandarlampung.

 

Untuk saat ini lahan pertanian di Kota Bandarlampung sangat sedikit, tapi tidak menutup kemungkinan dengan lahan sedikit bisa menciptakan hasil pertanian yang berkualitas.

 

“Walaupun terbatasnya lahan untuk petani di daerah Bandarlampung, kita optimis apa yang bisa menjadi unggulan bagi produksi petani di Bandarlampung bisa terus berkembang,” ucapnya.

 

Sebagaimana diketahui pada Kamis (18/3), Wali Kota Bandarlampung membuka kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Petani Milenial, di Kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera).

 

Dalam kegiatan itu hadir Rektor Itera Prof .Ir Ofyar .Z. Tamin dan Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Husnaini.

 

Kepala BBSDLP Husnaini mengungkapkan teknologi untuk pertanian saat ini lsudah maju dan akurat. Begitu juga keefektifan tekhnologi pertanian di Lahan yang terbatas.

 

“Untuk di perkotaan bisa menggunakan Urban farming yang di design menggunakan perkarangan rumah menjadi lahan pertanian bagi Ibu-ibu yang memang menyukai pertanian jadi tidak harus membeli lagi dari luar jika sudah mampu menanam di perkarangan rumah,” katanya.

 

Rektor Itera Prof.Ir Ofyar Z Tamin menerangkan jika Bimtek ini dari Kementerian Pertanian yang ingin melihat kemajuan petani milineal di Bandarlampug .

 

“Pertanian milenial tidak melihat umur kemudian ada pendekatan tambahan yaitu pengetahuan, sekarang banyak industri pertanian tidak menggunakan cangkul lagi dan penggunaan alat berat. Dengan teknologi baru bisa meningkatkan kapasitas produksi yang ada,” ujarnya.

 

Kalau dulu kan disurvei, sekarang cukup pakai satelit itu yang disebut pertanian milenial memanfaatkan teknologi yang ada, baik mekanisasi maupun informasi, untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi pertanian.

 

Dan Itera fokus pada pemakaian teknologinya karena itu sangat cepat mengakses informasinya.

 

“Untuk mengetahui lahan yang cocok untuk ini, untuk itu, butuh 6-9 bulan, sekarang minta informasi dari Lapan, langsung ketahuan, dianalisis dalam waktu seminggu sudah ketahuan apa yang harus dilakukan,” katanya.

 

Kegiatan Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani Milenial diikuti sebanyak 70 peserta yang terdiri dari para petani milenial dari berbagai daerah di Bandarlampung, perwakilan Dosen ITERA, serta para peneliti dan penyuluh pertanian.

 

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post