METRO — Dua anggota Komisi IV DPR RI, Irham Jafar Lan Putra dan I Ketut Suwendra, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gudang Bulog Cabang Metro, Senin (16/6/2025). Keduanya disambut langsung oleh Pimpinan Cabang Bulog Metro, Harmain Indra Pohan.
Dalam kunjungan tersebut, Irham Jafar mengatakan pihaknya ingin mengetahui sejauh mana proses penyerapan dan distribusi beras oleh Bulog, khususnya di wilayah Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Kota Metro.
“Kami ingin memastikan bahwa distribusi dan penyerapan beras berjalan dengan baik, serta mendukung ketahanan pangan di wilayah ini,” ujar Irham Jafar.
Surplus Beras, Lampung Kirim ke Luar Daerah
Dari hasil sidak, diketahui bahwa Provinsi Lampung mengalami surplus produksi beras. Hal ini memungkinkan pengiriman stok ke sejumlah provinsi lain seperti Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, bahkan hingga Padang, Sumatera Barat.
“Lampung memang kelebihan produksi. Kami pernah kirim beras ke Padang,” ungkap Harmain.
Saat ini, masih terdapat sekitar 1.000 ton beras impor di Gudang Ganjar Agung, namun itu merupakan sisa stok tahun lalu. Tahun ini, Bulog tidak lagi mengimpor beras karena adanya larangan dari pemerintah dan stok lokal yang dinilai mencukupi.
Dua Gudang dan Tiga Mitra Giling
Untuk mendukung pengadaan, Bulog Metro mengelola dua gudang utama:
-
Gudang Ganjar Agung di Kecamatan Metro Barat, berkapasitas 7.000 ton.
-
Gudang Gedung Dalam di Kecamatan Batanghari Nuban, Lampung Timur, berkapasitas 4.500 ton.
Selain itu, Bulog bekerja sama dengan tiga pengusaha penggilingan padi di wilayah Metro. Mitra ini bertugas menerima gabah dari petani, kemudian mengeringkan, menggiling, dan menyimpan beras hasil produksi di gudang mereka.
“Ongkos giling saat ini Rp615 per kilogram. Sementara itu, hasil sampingan seperti dedak, bekatul, dan sekam menjadi milik Bulog,” jelas Harmain.
Tantangan Saat Panen Raya
Meski distribusi berjalan lancar, Harmain mengakui ada tantangan saat musim panen tiba, khususnya saat kapasitas gudang penuh. Hal itu menyulitkan Bulog dalam menyerap gabah dari petani.
Solusinya adalah menggandeng mitra pengusaha untuk menampung, menggiling, dan menyimpan beras hasil pembelian Bulog.
Pembayaran Petani Lebih Cepat
Harmain juga memastikan bahwa pembayaran gabah ke petani dilakukan melalui transfer bank dan bisa diterima maksimal dua hari setelah gabah diterima Bulog.
“Sampai saat ini tidak ada kendala dalam pembayaran. Sistemnya efisien dan membantu petani,” tutupnya.
Post a Comment