Dinilai Mampu Tingkatkan Ekonomi, Airlangga Capres Idola Masyarakat

JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi calon presiden (capres) idola masyarakat karena dinilai mampu meningkatkan perekonomian. Hal ini diketahui dari hasil survei terbaru Laboratorium Suara Indonesia (LSI). 


Survei tentang Preferensi dan Persepsi Masyarakat Jika Pemilu Digelar Hari Ini terhadap Parpol dan Tokoh Bakal Capres dilakukan pada 23 November hingga 8 Desember 2022. 

Survei melibatkan 2.160 responden yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah tersebar di 1.070 kecamatan di 34 provinsi di Indonesia. Latar belakang responden bermacam-macam seperti PNS, pelaku usaha, dosen dan mahasiswa, buruh, ibu rumah tangga, sopir angkot/bus, wiraswasta/pengusaha, dan petani. 

Pengambilan data dilakukan dalam dua tahapan, yaitu wawancara terbuka kepada masyarakat (tanpa mengajukan pilihan-pilihan jawaban), dengan pertanyaan: Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih atau tidak memilih. Hasil penelitian ini memiliki confidence level 95%, dan confidence interval 2,12%. 

Direktur Eksekutif LSI Albertus Dino S memaparkan, pada pertanyaan terkait faktor-faktor yang memengaruhi masyarakat dalam pemberian suara jika Pilpres digelar hari ini, hasilnya sebanyak 12,7% atas kesamaan partai politik yang dipilih dengan tokoh bakal capres yang diusung. 

Kemudian sebanyak 55,6% tertarik dengan karya-karya masa lalu tokoh bakal capres atau prestasi dan kinerja yang sudah dirasakan masyarakat. Sebanyak 10,2% menyatakan akan memilih bakal capres jika diberi uang/hadiah dari tim sukses pemenangan capres/cawapres, sebanyak 10,8% karena kesenangan/simpati pada tokoh bakal capres, dan sebanyak 10,7% karena faktor-faktor lain/tidak menjawab. 

Adapun kriteria bakal capres yang diinginkan masyarakat, yaitu 81,3% menginginkan capres yang be visible, yakni kandidat bisa memiliki reputasi baik di mata pemilih apabila mampu tampil di depan publik, menciptakan komunikasi dua arah dengan pemilih, familiar dan bersahabat dengan publik. 

Lalu, 89,4% masyarakat menginginkan capres yang be authentic, yakni reputasi positif yang dimiliki oleh seorang kandidat capres karena mampu mewujudkan apa yang menjadi harapan dari pemilihnya. "Reputasi positif yang dimiliki bukan terletak pada pencitraan, tetapi sikap dan tindakannya. Ia bukan hanya seorang komunikator yang baik tetapi juga seorang pelaksana yang baik. Dalam artian, apa yang dijanjikan selalu ditepati dan kebijakan yang diambilnya selalu mempertimbangkan kepentingan banyak orang," kata Albertus dalam keterangannya, Jumat (16/12/2022). 

Kemudian sebanyak 87,2% menginginkan capres yang be consisten, yakni apa yang diucapkan selalu dilaksanakan. Artinya, bukan hanya seorang yang pandai berbicara atau pandai berpidato tetapi juga perancang sekaligus pelaksana program yang memengaruhi kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. 

Terkait preferensi pilihan terhadap ideologi partai politik, hasil penelitian cenderung memilih partai berideologi nasionalis religius di tempat pertama sebagai Top of Mind (46,2%). 

Kemudian disusul nasionalis 36,4%, dan religius 10,1% di urutan selanjutnya. Lalu 7,3% partai politik berideologi nasionalis sosialis. "Jika pemilu digelar hari ini, maka Partai Golkar sebagai Top of Mind dengan tingkat keterpilihan sebesar 14,7%. 

Disusul PDI Perjuangan 13,3%; Gerindra 12,8%; PKB 5,2%; Demokrat 4,8%; NasDem 4,3%; PKS 4,3%; PAN 2,1%; PPP 1,8%; parpol lainnya 6,2%. Sedangkan yang tidak menjawab atau memilih 30,5%," kata Albertus. 

Pada pertanyaan jika pemilu presiden dilaksanakan hari ini, siapakah tokoh yang Anda pilih? Pilihan tertinggi responden jatuh pada Airlangga Hartarto dengan 12,8%. Disusul Prabowo Subianto 11,3%, dan Puan Maharani 10,1%. Alasan responden, ketiga tokoh tersebut punya kesempatan paling besar dan paling mungkin diusung oleh Partai Golkar, Gerindra, dan PDI Perjuangan. 

Sedangkan tokoh lain masing-masing Ganjar Pranowo 9,7%, Anies Baswedan 8,5%, Muhaimin Iskandar 2,8%, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 2,7%, Erick Thohir 2,1%, Sandiaga Uno 1,8%, dan yang tidak memberikan pilihan 38,2%. 

Pada simulasi tertutup, tokoh yang paling dipilih jika pilpres dilaksanakan hari ini, juga menempatkan Airlangga Hartarto di peringkat pertama dengan 20,7%, Prabowo Subianto 19,3%, Puan Maharani 12,2%, dan Ganjar Pranowo 9,9%. Selanjutnya nama Anies Baswedan dipilih oleh 7,6%, Andika Perkasa 6,2%, Muhaimin Iskandar 2,9%, AHY 2,6%, Erick Thohir 2,2%, Sandiaga Uno 1,9%, dan yang tidak memilih 13,2%. "Alasan utama responden memilih Airlangga Hartarto, karena Indonesia butuh keberlanjutan pembangunan yang sudah dijalankan pemerintahan Jokowi. 

Kemudian, perbaikan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk mengurangi angka kemiskinan akibat dampak pandemi Covid-19 yang diperkirakan tetap memengaruhi kinerja ekonomi nasional di 2024, serta dampak krisis global tahun 2023 yang akan berdampak juga ke perekonomian nasional," katanya. 

Menanggapi hasil survei LSI yang memunculkan Airlangga Hartarto sebagai capres terkuat, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (AIA) Ujang Komaruddin mengatakan, naiknya elektabilitas Airlangga tak lepas dari kerja kerasnya sebagai Menko Perekonomian dan tim suksesnya. 

Namun Ujang mengingatkan, meski Airlangga menang di survei LSI, timses Golkar harus tetap bekerja lebih keras lagi. "Soal survei lain yang memunculkan tokoh lain, tapi bukan berarti Airlangga tidak kuat, justru survei LSI ini memberikan bukti Airlangga masih kuat sebagai capres pilihan masyarakat," kata Ujang. 

Menurut dia, adanya survei LSI yang menaikkan elektabilitas Airlangga, maka bisa menjadi nilai positif bagi Partai Golkar untuk tetap konsisten memenangkan ketua umumnya itu sebagai Capres 2024. "Golkar harus terus konsisten untuk memenangkan Airlangga sebagai Capres 2024," ucapnya. Selain itu, kata dia, adanya dukungan masyarakat merupakan modal Airlangga maju bersama KIB untuk menang di Pilpres 2024. 

Sementara pengamat politik dari Universitas Mulawarman Kalimantan Timur Sonny Sudiar menilai, sekalipun Airlangga dalam survei LSI menjadi tokoh yang memiliki elektabilitas tertinggi, tapi masih harus dilengkapi dengan dukungan Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, PPP). "Harus ada dukungan dari KIB untuk tetap solid mengusung capresnya dari internal KIB," katanya.

Post a Comment

Previous Post Next Post