Bara JP Nilai Panitia Musra Nasional 'Cawe-Cawe', Tolak Vote Manual Musra XI Lampung

Wasekjen DPP Bara JP Relly Reagen kecewa dengan Panitia Musra Nasional yang menolak vote manual sekitar 1800 suara Musra XI Lampung di Gedung Sumpah Pemuda, PKOR Wayhalim, Kota Bandarlampung, Minggu (18/12/2022).



"Kami para elemen relawan Presiden Jokowi telah sepakat melakukan vote manual untuk mengetahui secara demokratis suara akar rumput," ujar dokter muda tersebut kepada Poskota Lampung usai penyelenggaraan Musra XI Lampung jelang magrib.

Reagan menyayangkan momen demokrasi seperti Musra ini jadi menimbulkan pertanyaan di benak masyarakat, kenapa Panitia Musra Pusat begitu kakunya harus e vote dan menolak keras vote manual?

Dia mengaku sudah merencanakan apa pun hasilnya akan disampaikan kepada pembina Bara JP. Vote manual masih sangat mungkin dikerjakan dengan hasil yang sangat mendekati akurat.

"E voting, siapa yang menjamin tak ada campur tangan luar?" tanya putra asal Kabupaten Waykanan tersebut. Dia melihat ini catatan buruk bagi momentum demokrasi yang seharusnya tak terjadi pasca-Reformasi.

Setahunya, Panitia Musra XI Lampung telah menjalankan tugas demokratisnya memusyawarahkan calon pengganti Jokowi sesuai arahan Pembina Relawan Jokowi bahwa pemilihan harus murni dan konsekuen, ujar Reagen.

Hasil pemilihan bakal calon pengganti Presiden Jokowi akhirnya "dead lock". Musra XI Lampung menginginkan langsung menghitung kartu pemilihan sedangkan Panitia Musra Pusat menganggap voting manual di luar mekanisme Musra.

Panitia Musra Pusat menolak hadir sejak pembukaan Musra XI Lampung. Mereka tak menginginkan vote manual dan menghendaki pemilihan hanya lewat e-voting.

Panitia Musra XI Lampung yang terdiri dari berbagai elemen pendukung Presiden Jokowi tetap pada skenario awal, kartu suara juga sudah disiapkan untuk mengakomodir hampir 2053 peserta musra, kata Koordinator Musra XI Lampung Faisol Sanjaya.

Koordinator Panitia Pengarah Musra XI Lampung Abu Hasan mengatakan pihaknya tak menolak e voting yang terintegrasi ke pusat meski tak ada aturan baku sebelumnya. "Sedangkan voting manual disiapkan dan dikoordinasikan sejak awal persiapan kegiatan dan tak ada teguran dari pusat," katanya.

Namun, ketika Sabtu malam (17/12/2022), Panitia Musra XI Lampung bertemu dengan Ketua Musra Nasional Panel Barus, pusat menolak keras voting manual dengan surat suara dan menginginkan penghitungan suara hanya lewat e-voting yang terintegrasi ke pusat.

Sempat terjadi negosisasi, hasil voting manual akan dibawa dan dihitung hasilnya di Jakarta. Namun, panitia lokal menginginkan penghitungan vote manual dibuka di depan peserta agar "fair play", demokrastis sesuai harapan Presiden Jokowi bahwa apa yang diinginkan peserta representasi suara akar rumput.

Panitia Musra XI Lampung juga mempertimbangkan pesan dari Ketua Penanggung Jawab Musra Nasional Budi Arie Setiadi yang menyebutkan bahwa Musra ini pelaksanaan dari Sila Keempat Pancasila. "Demokrasi rakyat," tandas Faisol Sanjaya kepada Poskota Lampung.

Karena kedua pihak saling bertahan, Panitia Musra Pusat hanya menginginkan e vote sedangkan Panitia Musra XI Lampung menghendaki tetap dilakukan secara vote manual, hingga menjelang magrib, tak ada jalan keluarnya.

Panitia Musra XI Lampung akhirnya sepakat sekitar 1800 suara yang tersimpan dalam beberapa kotak kardus disegel dan diamankan ke rumah. "Kami akan melihat perkembangannya 2X24 jam," tandas Faisol.

Post a Comment

Previous Post Next Post