Pagar Milik SPBU Timpah Rumah Warga di Negararatu Kobum, Tanggung Jawab Pengelola Dipertanyakan

Lampung Utara - Rumah warga Dusun Pasar Senen, Desa Negara Ratu, Kecamatan Sungkai Utara, Kabupaten Lampung Utara (Lampura) tertimpa runtuhan pagar stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang berada tepat disampingnya.



Akibatnya, sebagian besar bangunan rumah permanen itu mengalami kerusakan cukup parah, hingga sang pemilik memutuskan untuk mengungsi ke rumah sanak saudaranya yang tak jauh dari lokasi.

Sayangnya, pasca peristiwa itu, pengelola SPBU desa Negara Ratu Kecamatan Sungkai Utara tersebut, terkesan Cuek meski peristiwa telah terjadi satu pekan lamannya.

Padahal, rumah tersebut ditunggu oleh keluarga yang masih memiliki ibu rumah tangga dalam keadaan hamil tua 9 bulan. Selain itu, seorang yang telah berumur lanjut usia dan memiliki dua anak yang masih balita.

Beruntung, pasca peristiwa terebut tidak menimbulkan korban jiwa, lantaran puing-puing pagar SPBU ketika runtuh di kamar milik korban tidak ada orangnya.

Nugraha Ramadan, pemilik rumah yang tertimpa reruntuhan tembok stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) warga Dusun Pasar Senen, Desa Negararatu, Kecamatan Sungkai Utara, Lampung Utara, mempertanyakan tanggung jawab pengelola. Dia mengeklaim belum ada niatan baik dari pengelola untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Sampai saat ini belum ada titik terang. Mereka hanya sekali datang setelah ada komplain. Mereka hanya mengutus perwakilan dengan 6—8 orang berbadan tegap, seperti preman,” katanya, Minggu, 23 Oktober 2022.

Dia menjelaskan kejadian yang terjadi pada Kamis, 13 Oktober 2022, berawal dari saat truk menabrak pagar pembatas setelah mengisi bahan bakar solar. Namun, saat kejadian Nugraha sedang bekerja dan di rumah ada orang tua Pagar Alam (63), istri yang sedang hamil besar, dan seorang anggota keluarga lainnya sakit.

Pihaknya berharap ada kesadaran dari pengelola SPBU memahami apa yang dialami korban runtuhnya pagar pembatas itu.

"Jangan berlarut-larut seperti ini, mereka menggeser sedikit atau membeli sebagian atau rumah kami ini. Sebab, keadaanya sudah tidak layak begini," ujarnya.

Sementara itu, manajemen SPBU 24.345.100 menolak klaim korban jika tidak ada niatan baik pihaknya selama ini. Sebab, mereka mengaku telah berupaya membantu atas kerugian yang dialami korban.

“Kalau niat pasti ada itu, Bang. Kami ikut mengangkat puing-puing reruntuhan dinding dan atap rumah ataupun sampai ganti rugi yang saat ini masih menjadi pertanyaan keluarga korban. Manajemen maupun pengurus telah datang berkomunikasi dengan korban untuk mencarikan solusi. Cuma sampai saat ini belum tercapai titik temu," ujar Juni, perwakilan manajemen SPBU Negararatu.

Post a Comment

Previous Post Next Post