LSM Abal Abal, Refleksi 24 tahun reformasi

Oleh AMIR FAISAL SANZAYA
Aktifis reformasi 98

Lembaga swadaya masyarakat atau yang biasa kita sebut dengan LSM, adalah Lembaga atau organisasi masyarakat yang di bentuk dengan memiliki visi dan misi, AD/ART dan terdaftar di Kemenkumham melalu notaris, dan terdaftar di Kesbangpol memiliki pengurus, anggota, dan memiliki batas waktu usia pengurusan nya yang reorganisasi nya dilakukan pada musyawarah pengurus setiap tahun sekali, 2 tahun sekali, 3 tahun sekali dan seterus nya, juga memiliki sekretariat sebagai tempat atau wadah mereka berkumpul, untuk rapat atau diskusi mingguan, Dwi mingguan atau bulanan, ini ideal nya sebuah organisasi atau Lembaga apapun termasuk LSM.



Banyak sekali organisasi masyarakat yang ada dilingkungan, terkadang membuat bingung masyarakat awam, ada organisasi profesi, organisasi alumni, organisasi komunitas dan hobby, juga ada organisasi fans club, bahkan di era politik saat ini, ada organisasi loyalis partai, organisasi loyalis kepala daerah dan organisasi tim sukses calon kepala daerah, calon legislatif dan banyak lagi lain nya.

Marak nya organisasi yang ada, membuat masyarakat banyak yang bingung, ini organisasi apa, ada yang organisasi nya menggunakan logo logo TNI, POLRI, bahkan ada yg pakai logo Adyaksa juga, yang mereka berani menggunakan logo tersebut dengan alasan mereka mitra nya, dan saya secara pribadi tidak tahu, manfaat dan guna nya dan batasan batasan MoU yang ada apa yang boleh, dan apa yang tidak di bolehkan mereka lakukan di lapangan menyangkut logo logo tersebut mereka pakai, bahkan lagi lagi masyarakat awam tambah bingung lagi dengan kondisi organisasi organisasi ini.

Di era transisi dari orde baru ke reformasi dan diawal reformasi tahun 1998 sampai awal tahun 2000 an, organisasi yang lahir dan yang ada rata rata semangat nya pendampingan masyarakat, mengadvokasi permasalahan permasalah masyarakat terutama masalah konflik masyarakat dengan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, termasuk masalah sengketa tanah masyarakat dengan koorporasi dan pelaku organisasi atau LSM secara kwalitas mengabdikan diri nya betul betul untuk masyarakat, tanpa memikirkan apa yang mereka dapat, serta keberadaan organisasi organisasi di era ini rata rata sangat membantu dan di butuhkan masyarakat.

Bahkan di era awal reformasi, banyak sekali forum forum, gerakan gerakan mahasiswa dan masyarakat, yang bersuara di media cetak, karena waktu itu belum mengenal media online, dengan menggunakan nama Forum A, Aliansi B, solidaritas C, Front ini itu dan sejenis nya, namun suara suara tersebut sangat ditunggu dan di butuh kan masyarakat, karena semangat dan manfaat nya masyarakat yang merasakan nya

Ternyata, hari ini saya secara pribadi saja bingung dan miris dengan kondisi organisasi dan lembaga yang ada dalam dinamika di masyarakat hari ini, padahal secara organisasi saya sangat faham dunia organisasi, secara akademik saya pun sangat mengerti, dilingkungan aktifis saya pun sangat cleare, karena dari tahun 1996 saya sudah aktif berorganisasi di mulai dari kampus Di IAIN Raden Intan Bandarlampung yang sekarang sudah menjadi UIN, dari mulai ketua Forum Mahasiswa fakultas tarbiyah angkatan 1996, sekretaris BEM fakultas tarbiyah tahun 1999 - 2000, presiden Badan ekskutif mahasiswa IAIN Raden intan Lampung tahun 2002 - 2004, kemudian di ekstra kampus saya pernah aktif di SBI IAIN Seni Budaya Islam, pernah menjadi ketua PTKP dan Sekum di komisariat Tarbiyah, dan pernah menjadi presedium Wasek PAO HMI cabang bandar Lampung, kemudian menjadi ketua biro di KNPI Provinsi Lampung tahun 2002 an, aktif di kwarcab Pramuka Lampung tengah di beberapa periode di giatop Galang nya, bahkan saya juga pernah menjadi ketua umum di beberapa organisasi seperti tim Siwa kelompok kerja pembaharuan wilayah Lampung, yang pengurus pusat nya pada waktu itu HM Sanif Jendral TNI AD pensiunan Bintang 3, yang punya hubungan baik dengan kepala BIN Samsir Siregar, Mendagri M Ma'ruf dan menkopulhukam Widodo AS, bahkan saya pun pernah aktif di organisasi lain nya.

Dengan pengalaman berorganisasi saya diatas lah yang membuat saya berani bilang LSM Abal Abal

Kenapa saya bilang organisasi Abal Abal, karena pada prinsip nya siapapun bisa buat organisasi, LSM dan sejenis nya, tinggal siap kan dana, kasih ke notaris, minta di buatkan sampai terdaftar di kemenkum ham, yaa cukup waktu 3 hari maksimal 1 bulan sudah jadi itu organisasi, cukup dengan membawa 3 KTP pengurus, 3 NPWP pengurus, fhoto logo organisasi, alamat sekretariat, bisa pakai alamat ketua atau pengurus, selsai itu tinggal buat surat keterangan domisili, fhoto plang organisasi daftarkan ke Kesbangpol selsai jadilah organisasi, segampang itu buat kita yang faham, dan rumit bagi masyarakat awam, dan semua orang bisa mengaku aktivis organisasi A, B, C sampai Z, untuk masyarakat awam ini prestasi dan hebat, untuk yang faham, dia akan melihat lebih dalam lagi selain memiliki syarat syarat formal tersebut, seperti berapa orang pengurus nya, berapa orang anggota nya, klu dia nasional, berapa provinsi cabang nya, klu dia provinsi berapa cabang kabupaten nya, klu dia kabupaten, berapa kecamatan yang ada pengurus nya, setelah itu di lihat lagi, jalan tidak nya reorganisasi nya, sudah berapa kali musyawarah pergantian pengurus nya , atau organisasi yang hanya menunjuk diri sendiri menjadi ketua nya dan tidak pernah ganti ganti dengan system' yang feodal, ketua sekaligus owner, yang dari zaman ke zaman dia lah ketua nya padahal diluaran sana dia lantang bicara DEMOKRASI, sunggu ironis.


Bahkan tidak sedikit juga organisasi aji mumpung, yang di dirikan hanya untuk menjadi alat suara dan alat gebuk jilih tangan lawan politik seseorang, yang terkadang sering bermanuver untuk cari simpati pejabat, biar dapat jatah bulanan, karena dianggap loyal, padahal terkadang yang dilakukan kontra produktif terhadap pejabat yang jadi tik tok nya, dan ini wajar karena keterbatasan kwalitas SDM nya, bahkan sering mengkritik orang lain yang jauh dsana, padahal di sekitar nya belum tentu lebih baik dari yang dia kritik, maling teriak maling, bahkan semut di sebrang lautan terlihat jelas, gajah di depan mata tidak nampak.

Ada lagi organisasi yang hanya melihat prestasi prestasi pejabat yang dia jaga, tanpa ada evaluasi, yang dianggap sudah tidak ada yang lebih baik dari pejabat yang di dewakan nya, lagi lagi target nya biar terkesan loyal, yang akhir nya semakin kesini semakin susah membedakan mana yang loyal mana yg menjilat.

Dari paparan dinamika diatas, sebetulnya tidak ada yang salah, toh akhir nya orang lain yang akan menilai kwalitas organisasi kita, karena tidak sedikit juga organisasi yg tidak terdaftar namun bisa memberikan warna positif buat masyarakat, bermanfaat buat masyarakat, punya program kerja yang tersusun rapih, memiliki event event yang terselenggara, baik yang ceremonial maupun kegiatan lain, seperti kompetisi, lomba lomba olahraga, Senin dan lain lain, mengadvokasi masyarakat, tanpa harus mencari jatah proyek sumur Bor dari pemerintah daerah setempat.

Oleh karena itu saya mengajak seluruh elemen masyarakat aktifis dan penggiat organisasi, untuk lebih memperhatikan aspek legal dan etika berorganisasi, berbuat untuk masyarakat yang manfaat nya di rasakan sekecil apapun, menjadi kontrol pemerintah secara objektif dan proporsional, yang benar kita berikan pujian, yang salah kita tetap berikan kritikan yang membangun, biar mereka tau tidak semua yang mereka lakukan benar, karena pejabat kita manusia juga, yang pasti tempat nya salah, reorganisasi tetap di jalan kan walaupun harus menjadi ketua seumur hidup, dan yang terpenting jadilah pribadi, dan pelaku organisasi yang ada manfaat buat masyarakat, bukan sebalik nya.

Semoga organisasi organisasi kemasyarakatan, lembaga lembaga kemasyarakatan, forum forum kemasyarakatan dan sejenis nya bisa jalan dan di kenal dengan manfaat yang diharapkan untuk masyarakat banyak

Dan kesimpulan nya kita harus punya organisasi atau LSM yg profesional dan berkualitas bukan LSM Abal abal

24 tahun reformasi, bukan usia yang sebentar, 24 tahun waktu yang cukup lama, selamat hari reformasi yang ke 24, 21 Mei, semoga kita bisa mereformasi semua aspek dalam masyarakat, dan semoga pemerintah semakin siap membuka diri untuk menerima kritikan untuk kebaikan

Post a Comment

Previous Post Next Post