Mantan Oknum Kepsek SDN2 Kota Negara Diduga Gelapkan Bos Afirmasi 2019.

Lampung Undercover - Sejumlah barang elektronik yang dibeli dari dana Bantuan Operasional Sekolah) Afirmasi‎ tahun 2019 di SDN 2 Kotanegara, Sungkai Utara, Kabupaten Lampung Utara diduga tak jelas keberadaannya. ‎Padahal, barang - barang itu merupakan aset Negara yang harus dikelola dengan baik.



‎Menurut Kepala SDN 2 Kotanegara yang baru, Sahroni, barang - barang itu dibeli di masa kepemimpinan kepala sekolah yang lama yang bernama Lisma Nuryati. Total dana BOS Afirmasi yang diterima kala itu mencapai Rp90 juta.

"Semasa kepemimpinan bu Lisma, memang benar SD ini dapat BOS Afirmasi sebesar Rp90 juta," ucap Sahroni, Kamis (24/3/2022).

Sayangnya, sejak menjabat sebagai kepala sekolah tahun 2021 hingga saat ini, seluruh barang yang dibeli dari dana itu tak pernah dilihatnya. Sebab, saat prosesi serah terima jabatan, ia hanya menerima daftar aset sekolah tanpa pernah melihat bentuk fisiknya.

"Informasinya, BOS Afirmasi itu digunakan untuk beli tablet, komputer, laptop, proyektor, dan jaringan wifi. Tapi, sampai sekarang yang ada hanya 3 unit tablet saja," kata dia.

Ia kembali mengatakan, ketiga unit tablet itu pun didapatnya setelah pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Utara 'meributkan' barang - barang tersebut. Tiga unit tablet itu baru diserahkan Lisma kepadanya pada Rabu (23/3/2022).

Sementara itu, Lisma Nuryati ketika dihubungi membantah jika barang - barang hasil pembelian dari BOS Afirmasi itu tidak jelas keberadaannya. ‎Seluruh barang atau aset sekolah yang bersumber dari dana itu telah diserahkannya ke SDN 2 Kotanegara. Penyerahan itu disaksikan oleh dua pejabat Disdikbud (Mas'ud dan Merlyn Sofia).

"Sudah semua pak. Sudah dikembalikan kemarin. Disaksikan oleh pak Kabid dan bu Merlin," ucapnya..

BOS Afirmasi yang mencapai Rp90 itu dipergunakannya untuk membeli puluhan unit tablet, satu unit komp‎uter, laptop, proyektor, dan pemasangan jaringan Wifi. Barang itu dibelinya dari toko penyedia barang.

‎"Kami membelinya melalui Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah). Ada tokonya gitu," ujar dia.

Penjelasan Lisma ini kemudian dibantah oleh Sahroni. Menurutnya, baru tiga unit tablet saja yang diterima olehnya itu pun dalam keadaan rusak. ‎Barang - barang lainnya sama sekali belum diserahkan padanya.

"Kalau nyampainya ke saya itu belum. Dia belum nyerahkan ke sekolah," ucapnya.(edipalay)

Post a Comment

Previous Post Next Post