Warga Pesibar Yang Menderita Lumpuh Butuh Uluran Tangan

Pesisir Barat, UNDERCOVER - DI Dusun Sukajadi Pekon Gedung Cahya Kuningan Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat , berdiri sebuah rumah yang berukuran kecil yakni 3 kali 4 meter. Rumah tersebut dihuni oleh dua bersaudara yakni Aman (40) dan Darman 16 tahun.




Pak Aman panggilan akrab sehari-hari Menderita Lumpuh. menurut tetangganya kelumpuhan Aman sudah berlansung lebih kurang 8 tahun.


Berhari-hari Pak Aman hanya berbaring ditempat tidurnya yang hanya beralaskan tikar.


Pak Aman mempunya anak Yahya (10) yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas empat.


Yahya tidak tinggal dengan pak Aman, namun tinggal di tempat ibunya yang tak jauh dari rumah pak Aman, yahya setiap hari menyempatkan diri untuk menjenguk ayahnya setiap ada kesempatan.


Sudah jatuh tertimpa tangga, pepatah ini rasanya tepat untuk menggambarkan nasip pak Aman. Setelah sakit lebih- kurang satu tahun,Istri pak Aman Pergi Meninggalkannya," setahun saya sakit Istri pergi dan nikah dengan orang lain ," kata pak Aman dengan logat sunda, senin(21/2/2021).


Kepada Kami Pak Aman menceritakan awal kelumpuhannya bermula Ia menyemprot rumput dikebun kopinya beberapa tahun yang lalu, ketika akan pulang kegubuknya untuk istirahat siang, di perjalanan seketika merasa haus dengan tidak sadar ia meminum Racun Rumput yang ia tenteng di tangan kanannya, padahal air minum ia ikat di pinggangnya.


" saya tiba- tiba haus lalu lansung minum air yang saya tenteng, engak taunya Racun rumput lamun udah ka inum ,"ujar pak Aman.


Untuk menutupi biaya kehidupan sehari pak aman hanya mengandalkan dari adiknya Darman, yang sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh tani serabutan," kadang kerja kalau ada yang manggil, kalau tidak ada ya nganggur, namun kadang juga dikasih tetangga." ujar pak aman.


Selain Darman yang merawat Pak Aman ada juga ibunya Komah (60), yang tinggal tidak jauh dari rumah pak Aman.


Bu Komah setiap pagi sebelum kerja menyempatkan diri untuk datang ke rumah pak Aman untuk menyiapkan makan , minum dan kebutuhan lainnya. Begitu juga kalau sudah pulang kerja sore.


Menurut Bu komah, per kembangan kesehatan Pak Aman Akhir-akhir ini menunjukkan tanda- tanda akan membaik, namun untuk berobat sudah tidak ada biaya," kebun kopi yang menjadi harapan selama ini sudah dijual untuk menutupi biaya berobat,"ujar bu komah.


Ia sangat berharap ada darmawan yang ingin membantu anaknya untuk biaya berobat," mudah-mudahan ada yang berbaik hati mebantu biaya berobat anak saya," ujar buk Komah dengan penuh harap.


Kunjungan kami ke rumah pak aman didampingi oleh Pratin Paizal Hakim menurutnya, Pak Aman dikenal sangat rajin dalam bekerja selama dia masih sehat dan kebon kopinya sangat luas namun setelah sakit yang berkepanjangan semua habis dijual untuk biaya berobat dan kebutuhan sehari -hari.


" pak aman dikenal warga sangat rajin dalam bekerja, kebon kopinya luas, namun sebelum semua berhasil Pak Aman dapat musibah dan sampai sekarang belum Pulih,"ujar Paizal Hakim.


Dalam hal ini pengurus Masyarakat Relawan Indonesia membuka donasi bagi dermawan yang ingin membantu meringankan beban Pak Aman yang bisa melalui:


Pengurus Masyarakat Relawan Indonesia Pesisir Barat (MRI Pesbar) Lampung. Dengan no rekening :

BRI : 7618-01-009650-53-3

AN : M Zakiaman (Ketua DPD MRI)

Narahubung :

+62 853-8427-3775 :Arnah

0853-8079-7288 :Mat Zakiaman




(Andrean)

Post a Comment

Previous Post Next Post