Alzier: Keterlaluan, Sikat Wae, Rakyat Lagi Susah Minyak Goreng, Sinar Laut Malah Simpan Ribuan Liter

LAMPUNG.- Keterlaluan, "sikat wae", saat rakyat sedang susah mendapatkan minyak goreng, CV Sinar Laut malah menyimpan 345,6 ribu liter minyak goreng, ujar Alzier Dianis Thabranie.





Menurut Koordinator Lembaga Pengawasan Pembangunan Lampung (LPPL) itu, "kegagahan" CV Sinar Laut merupakan tamparan keras buat Pemprov Lampung yang sampai Mabes Polri turun ke Lampung.


Kapolri saja sampai menurunkan Tim Satgas Pangannya Mabes Polri atas kepedulianya terhadap ramainya pemberitaan masyarakat menjerit minyak goreng langka dan mahal di Lampung, kata Alzier.


Keterlaluannya, hanya alasan teknis administrasi, perusahaan sebesar CV Sinar Laut mengabaikan masyarakat yang sampai antre berjam-jam, pingsan, hanya satu liter minyak goreng di Lampung.


Menurut dia, harus ada sanksi tegas atas temuan timbunan minyak goreng milik CV Sinar Laut atau produsen minyak gorengnya yang coba-coba masih memikirkan untung banyak saat masyarakat mengalami krisis.


Para produsen minyak goreng tak boleh seenak "udelnya" memainkan pasar, harus ada kepedulian terhadap "wong cilik". "Jangan sampai juga pemerintah seakan 'manut wae' dengan para pengusaha yang santai saja melihat kesulitan rakyat," tandasnya.



Jumat lalu (18/2/2022), Gubernur Arinal Djunaidi berencana memanggil tiga perusahaan produsen atas krisis minyak goreng di Lampung. Ketiganya PT Bumi Waras, PT Sinar Laut, dan PT Domus Jaya.


Selain CV Sinar Laut, produsen minyak goreng lainnya di Lampung, ada PT. Tunas Baru Lampung, Sari Agro Tama Persada, Bulog, PT. Asia Menara Sentosa, Wilrika Citra Mandiri dan Anugerah Jaya Cemerlang.


Distributornya, PT. Harapan Makmur, CV. Fajar Lestari, Bulog, PT. Sinar Laut, PT. Domus, PT. Fajar Laut, PT. Asia Menara Sentosa, PT. Wahana Tirtasari Lampung dan PT. Fokus.


Produksi yang dapat di capai PT BW per bulannya mencapai 400 ribu liter minyak goreng. Sementara PT Domus Jaya bisa memproduksi sekitar 350 ribu liter per bulannya.


Kebutuhan minyak goreng mencapai 840 ribu liter/bulan di lampung. Jumlah ini merupakan akumulasi dari total penduduk Lampung yang membutuhkan sekitar 70 miligram minyak per kapita per harinya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang langsung memerintahkan Mabes Polri turun ke Lampung untuk mengecek keresahan masyarakat terhadap langka dan mahalnya minyak goreng provinsi ini.

Tim Satgas Pangan Mabes Polri turun ke Provinsi Lampung mengecek ketersediaan minyak goreng beberapa distributor. Mabes Polri yang diwakili Kombes Pol Eka Muliyana itu pun turut didampingi oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Lampung dan Disperindag Lampung.

Menurut Kombes Pol Eka Muliyana dirinya turun ke Lampung ini untuk melaksanakan perintah dan atensi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

“Jadi atensi Kapolri bahwa untuk mengecek disini (Lampung) sudah ada jaminan (ketersediaan). Saya hanya membackup saja. Saya baru datang masih melihat saja,” katanya, Selasa 22 februari 2022.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Lampung Kombes Pol Arie Rachman Nafarin menjelaskan dalam sidak yang mereka lakukan ke CV Sinar Laut ini tak ada penimbunan.

Tetapi hanya ada kendala selisih harga terhadap administrasi sehingga menyebabkan lambatnya penyaluran minyak goreng ke masyarakat.

“Untuk saat ini kita temukan tak ada penimbunan. Sekarang permasalahan di lapangan itu ada yang jual dengan harga tertinggi. Ini tak ada penimbunan.

Sementara di Lampung untuk penimbunan belum kita temukan dan juga belum kita temukan ancaman pidananya,” katanya.

Namun, ada panic buying karena masyarakat takut kehabisan minyak goreng. "Saya sarankan kepada masyarakat jangan dibeli karena kita akan luncurkan yang murah," katanya.

Kedepan, kata dia, untuk stok di CV Sinar Laut ini akan segera didistribusikan ke masyarakat. “Tunggu saja besok kita akan distribusikan. Kita kan enggak tidur dan enggak diam liat seperti ini,” jelasnya.

Ditanya apakah pihaknya juga mengawasi penjualanan online yang banyak ditemukan kasus penipuan penjualanan minyak goreng, Arie pun mengungkapkantetap d awasi.
“Pengawasan ada tetapi kita tidak bisa melakukan tindakan. Karena (dijual) naik harganya cuma sedikit. Kita bilang penimbunan juga enggak bisa. Karena yang dijual oleh mereka ini cuma 6 kg dan 10 kg. Kalau dihukum seperti itu di tengah kota ini akan dipenjara semua (orang-orangnya,)” ungkapnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post