Lewat Workshop, Pemprov Lampung Terus Bangun Budaya Inovasi

BANDARLAMPUNG, UNDERCOVER - Meski telah memeroleh peringkat tiga inovasi nasional, Pemprov Lampung terus berkomitmen membangun budaya inovasi jajarannya dalam rangka percepatan reformasi birokrasi di lingkungannya.





Untuk itu, Pemprov Lampung mengadakan Workshop Reformasi Birokrasi bertema "Budaya inovasi dalam Rangka Peningkatan Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2021" di gedung Pusiban, Jumat (29/10/2021).

Workshop yang dibuka Asisten Administrasi Hamartoni Ahadis dihadiri Asisten Administrasi Umum, kaban/kadis/Karo/kasatker l, dan pejabat administrator yang membidangi reformasi birokrasi.

Hamartoni Ahadis mewakili Gubernur Arinal Djunaidi mengatakan pemerintah berkomitmen melakukan reformasi birokrasi yang bersih dan baik tanpa ada korupsi atau sebagainya lewat berbagai inovasi para ASN setiap OPD.

Diharapkan Gubernur Arinal, workshop ini memberikan pencerahan dan mendorong para ASN setiap organisasi pemerintahan daerah (OPD) terus berinovasi sesuai kewenangan.

Hamartoni mengatakan ASN yang inovatif adalah mereka yang mampu menambah nilai terhadap tanggungjawabnya berangkat dari 4 sifat, yakni loyalitas, netral, profesional, totalitas dan militan.

"Bila sudah ada tipe itu, pasti gampang banget untuk berinovasi," ujarnya.

Selain itu, kata dia, etika juga penting, bisa menempatkan diri seperti halnya lima jari tangan yang jika difoto bisa saling menempatkan diri dimana yang tinggi di tengah dan rendah di samping.

Diuraikannya, ada tiga bidang atau area inovasi:

1. Administrasi.
2. Manajemen.
3. Kebijakan.

Dari sisi inovasi, Lampung sudah cukup baik dengan peringkat ketiga secara nasional. Setiap tahun, Mendagri melihat indek inovasi daerah.

Pemerintah Pusat memberikan penghargaan terhadap daerah sesuai peringkatkan berupa dana insentif daerah (DID): 5 provinsi, 10 kabupaten, 10 kota.

Tahun 2020-2021, DID sebesar Rp212 miliar yang diberikan kepada pemenang inovasi daerah.

Setiap individu OPD dapat membuat inovasi sesuai kewenangan. Inovasi bukan tujuan tapi cara, metode atau teknik setiap ASN OPD merubah metode kerjanya.

Di akhir acara, Hamartoni memberikan penjelasan tentang Hari Inovasi yang dirayakan setiap tanggal 1 November berangkat dari gagasan Handi Irawan D, chairmen dari Tera Foundation yang melahirkan Penghargaan Rekor Bisnis (ReBi) dan juga sebagai seseorang yang meresmikan Hari Inovasi Indonesia. (Diskominfotik Provinsi Lampung).

Post a Comment

Previous Post Next Post