Tolak Klarifikasi Via youtube, Luhut Tetap Somasi Haris Azhar

UNDERCOVER - Menteri Koordinator Sektor Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan memutuskan di hari ini, Rabu (8/9) berkaitan somasi yang dikirimkan ke Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar dan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti.



Luhut sudah melontarkan somasi pada 26 Agustus dan somasi ke-2 pada 2 September 2021 dengan batasan waktu 5 x 24 jam.

Somasi ke-2 dilaksanakan karena Luhut berasa tidak senang dengan jawaban Haris Azhar. Juniver menjelaskan dalam somasinya, Luhut minta Haris menerangkan berkenaan pola, dan tujuan dan maksud dari upload di account YouTube pribadinya yang dengan judul 'Ada Lord Luhut Dibalik Rekanan Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Ada!'.

Ia berasa judul itu ialah berisi fitnah, penghinaan, pencemaran nama baik, informasi berbohong yang sudah bikin rugi Luhut.

"Itu tidak dijawab. Malah jawabnya itu tidak berkaitan dengan somasi kami. Jawabnya cuman disebutkan jika polanya itu karena ada datanya," kata Juniver pada Jumat (3/9/2021).

Ia menyebutkan jika Haris mengundang Luhut atau advokat untuk memberinya keterangan atau verifikasi di saluran Youtube punya yang berkaitan.

"Kita diundang mengonfirmasi di YouTube-nya. Ini jawaban yang tidak sesuai somasi kita, tidak berkaitan dengan somasi kita," katanya.

Juniver menjelaskan di negara demokrasi, hak berekspresif memang dibebaskan. Tetapi ia menjelaskan hal itu harus dilaksanakan dengan bermartabat dan beretika. Ia ingin baik Haris atau Fatia mohon maaf atas perkataan mereka dan upload video itu. Tetapi bila hal itu tidak dilaksanakan, karena itu faksinya menimbang lajur pidana.

"Kita akan menimbang (lajur pidana). Pasti harus ada akhirnya persoalan ini. Jika tidak ada perdamaian, pasti ini secara hukum yang sebenarnya kami tidak harap," bebernya.

Adapun dalam video Haris bersama koordinator KontraS Fatia Maulida, Haris mengulas hasil penelitian beberapa organisasi, seperti KontraS, Walhi, Jatam, YLBHI, Pusaka mengenai usaha beberapa petinggi atau pensiunan TNI AD dibalik usaha tambang emas atau gagasan eksplorasi wilayah Block Wabu di Intan Jaya, Papua.

Fatia mengatakan jika ada beberapa perusahaan yang bermain tambang di teritori itu. Satu diantaranya PT Tobacom Del Berdikari, anak usaha Toba Sejahtera Grup yang sahamnya dipunyai Luhut.

"Tobacom Del Berdikari ini direkturnya pensiunan TNI namanya Paulus Prananto. Kita mengetahui Toba Sejahtera Grup dipunyai sahamnya salah satunya petinggi kita, namanya ialah Luhut Binsar Pandjaitan," tutur Fatia.

Ia menjelaskan, dapat disebut Luhut bermain dalam pertambangan-pertambangan yang terjadi di Papua ini hari.

Haris Azhar menjelaskan beberapa data masalah Luhut hal sangkaan tambang di Papua, bukanlah hal baru. "Laporannya telah dipublikasikan di web Jatam, KontraS, Walhi, dan sebagainya. Laporan mereka ada sumber datanya," kata Haris Ahad, 29 Agustus 2021.

Ia menjelaskan data itu telah terlebih dahulu dipublikasi bahkan juga saat sebelum interviu dengan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti berjalan. Data yang diartikan Haris bertema "Ekonomi-Politik Peletakan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya".

Laporan ini dikeluarkan pada 12 Agustus oleh YLBHI, WALHI Eksekutif Nasional, Pusaka Bentala Rakyat, WALHI Papua, LBH Papua, KontraS, JATAM, Greenpeace Indonesia, Tren Asia, bersama #BersihkanIndonesia. Beberapa periset lakukan pengkajian cepat berkaitan operasi militer ilegal di Papua dengan memakai kacamata ekonomi-politik.

Post a Comment

Previous Post Next Post