Jawara Sahabat Gajah

UNDERCOVER ARTIKEL - Dongeng rakyat Lampung tentang Sang

Juwakha Kuwakhi Liman (Sang Jawara Sahabat Gajah)

Adalah kisah seorang jawara asal Lampung yang bisa berbicara dengan gajah. Jawara ini juga bisa mengartikan kejadian yang berkaitan dengan gajah.





Tidak ada yang mengetahui darimana asal kekuatan yang didapat oleh Juwakha Kuwakhi Liman, namun ia pernah menolong banyak penduduk yang diserang oleh gajah.

Salah satu kampung yang diserang gajah adalah kampung Sungai Jepara, gajah pernah merusak rumah dan juga kebun milik warganya. Untungnya ada Juwakha Kuwakhi Liman yang kemudian menyelesaikan masalah ini. Berikut adalah dongengnya;

Dikisahkan ada suatu desa yang selalu diserang dan dirusak oleh gajah di setiap akhir tahun. Gajah ini sengaja merusak rumah dan kebun warga.

Masyarakat yang mengetahui hal ini pun selalu berjaga setiap bulan Desember. Mereka menyiapkan petasan, bom molotov dan anjing pemburu.

Gajah pun datang. Masyarakat membakar banyak ban, menghidupkan petasan dan juga melepas anjing pemburu untuk mengusir si gajah. Namun gajah tidak merasa takut sama sekali. Kawanan gajah pun merusak beberapa rumah hingga rata dengan tanah.

Mengetahui ini, esoknya ada salah seorang pemuda yang geram. Ia pun mencari jawara pengusir gajah ke penjuru Lampung. Kemudian sampailah si pemuda di kaki Gunung Pesagi. Disana ia bertemu dengan seorang kakek yang juga mantan jawara pengusir gajah. Tapi kini ia sudah renta. Ia tak kan bisa lagi berhadapan dengan gajah.

Namun kakek tersebut memberi tahu bahwa ada seorang jawara gajah di kawasan Pegunungan Lampung. Namanya adalah Juwakha Kuakhi Liman. Pemuda itu pun bergegas mencari seorang yang bernama Juwakha Kuakhi Liman. Kemudian bertemulah ia dengan si pendekar. Ia sedang menggarap sawah miliknya di Pegunungan Lampung.

Si pemuda langsung menyampaikan keperluannya. Ia pun mengajak si Jawara untuk datang ke desanya.

Singkat cerita Si Jawara pun datang ke desa itu dan melihat kawanan gajah yang sedang murka. Si Jawara diam saja.

Sang Jawara justru tak melakukan apa-apa.

Warga pun kecewa dengan si jawara dan hendak mengusir sang jawara itu. Masyarakat mengganggap jawara itu tak berguna. Kemudian si jawara mengatakan alasannya diam saja saat gajah datang menyerang. "Tidak ada pemimpin kawanan gajah itu, oleh sebab itu aku tidak bisa berbicara dengan mereka"

Masyarakat pun memberikan kesempatan kedua pada si jawara. Namun jawara meminta syarat agar para masyarakat menyaksikan percakapannya dengan pemimpin gajah.

Malamnya gajah pun datang. Kali ini sang pemimpin gajah datang. Pemimpin gajah membaca isyarat yang diberikan Jawakha Kuwakhi Liman yang ditulis di salah satu punggung gajah. Dialog pun terjadi, pemimpin gajah dan jawara berhadapan. Mereka berbicara menggunakan bahasa isyarat.

"Wahai masyarakat yang terhormat, tuan gajah ini menyampaikan satu syarat agar mereka tidak mengganggu kampung ini lagi" ucap Jawara gajah

"Iya sebutkan saja, kami akan menyanggupi asal gajah ini tidak menggangu kami dan anak cucu kami" kata kepala suku desa.

"Mereka meminta agar kalian tidak lagi memasang jerat di hutan. Sebab itu melukai banyak gajah dan hewan-hewan di hutan. Jika kalian menyanggupinya maka gajah berjanji tidak menggangu kalian lagi. Namun jika tidak, mereka akan selalu datang bahkan sampai ke anak cucu kalian" terang si Juwana Kuwakhi Liman

Masyarakat pun menyetujui persyaratan itu. Kemudian gajah pergi dan mereka tidak pernah mengganggu masyarakat lagi. Juwakha Kuwakhi Liman pun kembali pulang ke kampung halamannya. Ia kembali dengan rutinitasnya bertani.

Dogeng pun selesai....


Demikianlah dongeng rakyat Lampung tentang Juwakha Kuakhi Liman. Dongeng ini menginspirasi lukisan yang mengkisahkan tentang Jawara Sahabat Gajah. (SwaraPendidikanKarakter/Bambang SBY)




Sumber Dongeng: kisahweb

Post a Comment

Previous Post Next Post