Flag-to-Flag, Antara Taktik dan Perjudian

MotoGP Prancis, UNDERCOVER - Minggu (16/5/2021) lalu, menjadi balapan pertama prosedur flag-to-flag muncul dalam empat tahun terakhir di kelas premier.



Lomba kelima MotoGP 2021 mungkin salah satu yang tidak akan pernah dilupakan para pembalap di kelas utama Kejuaraan Dunia Balap Motor. Kondisi cuaca Sirkuit Bugatti, Le Mans, benar-benar membuat pusing para pembalap dan tim yang turun.

Otoritas setempat memprediksi hujan akan mengguyur trek sepanjang 4,185 km tersebut. Saat start, race direction menginformasikan balapan MotoGP akan berlangsung dalam kondisi kering, meskipun hujan sempat turun saat lomba sebelumnya, Moto3, dan sesi warm up MotoGP.

Namun, sekira lap keempat (dari total 27 lap lomba MotoGP), para marshal mulai mengibarkan bendera putih tanda para pembalap diizinkan masuk pit untuk mengganti motor sesuai prosedur flag-to-flag.

Pada lap kelima, para pembalap pun mengganti motornya dari setelan balap trek kering (dengan ban botak/slick) ke set up dengan ban khusus lintasan basah. Tetapi, pada pertengahan lomba, cuaca membaik dan lintasan Le Mans dengan cepat mengering.

Para pembalap pun mati-matian mempertahankan ritme lomba dengan ban basah di trek yang sudah mengering.

Salah satu “korban” cuaca Le Mans yang tidak bisa diprediksi ini tak lain Valentino Rossi. Di Le Mans, juara dunia sembilan kali dari Tim Petronas Yamaha SRT tersebut memang mampu merebut hasil finis terbaiknya sejauh musim 2021 berjalan, ke-11.

Tetapi, kampiun MotoGP tujuh kali (2001-2005, 2008, 2009) itu mengaku tidak puas dengan lomba yang diwarnai flag-to-flag.

“Kondisi yang berubah-ubah di Le Mans sangat disayangkan. Saya mampu cepat saat warm up di trek yang benar-benar basah. Di lintasan kering, kecepatan saya juga tidak buruk,” ucap pembalap asal Italia, 42 tahun, tersebut, kepada Motorsport.com.

“Saya seharusnya bisa mendapatkan hasil lebih baik. Tetapi, kondisi cuaca kemudian separuh-separuh (basah dan kering). Karena itulah kami mengalami kesulitan,” tutur juara dunia kelas 125 cc (kini Moto3) 1997 dan 250 cc (Moto2) 1999 tersebut.

Jack Miller (Ducati Lenovo Team) akhirnya memenangi lomba MotoGP Prancis dengan total waktu 47:25,473 menit. Dua pembalap tuan rumah, Johann Zarco (Pramac Racing-Ducati) dan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP), naik podium kedua dan ketiga.

“Secara pribadi, saya tidak menyukai balapan seperti ini (flag-to-flag) karena menjadi lebih berbahaya. Sangat menyulitkan karena Anda harus beromba dengan ban slick di trek basah atau sebaliknya,” kata pembalap dengan julukan The Doctor itu.

Risiko dari Sisi Teknis

Prosedur flag-to-flag yang membolehkan pembalap MotoGP menukar motor karena perubahan cuaca ini, muncul pada 2005. Ide ini muncul karena gangguan akibat perubahan cuaca bisa memaksa lomba dihentikan cukup lama dan itu tidak bagus untuk siaran televisi.

Saat flag-to-flag diperkenalkan, motor-motor MotoGP masih memakai cakram rem berbahan baja untuk kondisi lintasan basah. Rem karbon hanya dipakai untuk trek kering (balap normal). Itulah mengapa pertukaran motor demi menyesuaikan cuaca, diperkenankan.

Saat ini, rem karbon juga bisa dipakai di trek basah asalkan memakai pelindung (cover). Secara teori, pertukaran ban bisa diterapkan seperti yang dipakai di Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK).

Namun, kru dan mekanik akan kerepotan jika harus memasang penutup rem karbon. Ditambah waktu yang diperlukan untuk pemasangannya.

Yang paling krusial dari situasi flag-to-flag tentu pemilihan ban. Saat pergantian motor, Yamaha YZR M1 kedua yang digeber Rossi memakai ban depan-belakang soft.

“Jika saya memakai ban depan-belakang medium, mungkin saya bisa lebih cepat. Itu jika hujan terus turun sehingga trek tetap basah,” katanya. “Karena (memakai ban soft) itulah saya bermasalah menjelang akhir lomba.”

Karena lintasan Le Mans semakin kering menjelang akhir lomba, ban lunak menjadi kekurangan daya cengkeram (grip) yang berujung mengecilnya traksi.

“Jika lomba benar-benar basah sampai akhir, itu akan bagus karena saya cukup cepat di sesi warm up yang basah,” ucap Rossi.

Valentino Rossi memulai lomba GP Prancis dari grid kesembilan. Rossi lalu mampu mendekati rekan setimnya, Franco Morbidelli, serta Pol Espargaro (Repsol Honda).

Namun, kecelakaan yang dialami Espargaro setelah bersenggolan dengan Morbidelli membuat Rossi keluar lintasan akibat tersenggol Honda RC213V milik Espargaro.

Hasilnya, posisi Rossi merosot menjadi ke-13. Ia memang sempat berada di posisi kedelapan setelah pergantian motor. Namun, posisi Valentino Rossi kembali merosot sejak lap ke-11 dan tidak berubah signifikan hingga mengakhiri lomba juga di P11.

Post a Comment

Previous Post Next Post